Sabtu, 19 Maret 2016

Induktif dan Deduktif



BAHASA INDONESIA 2#



Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab
Generalisasi
Generalisasi  adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh:
Derri Permana adalah bintang dikelas, dan ia berparas tampan.
Adam Cholid adalah bintang dikelas, dan ia berparas tampan.
Generalisasi : Semua bintang dikelas berparas tampan.
Pernyataan "semua bintang dikelas berparas tampan" hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Yazid juga bintang dikelas, tetapi tidak berparas tampan.
Macam-macam generalisasi
Generalisasi sempurna Adalah generalisasi di mana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
Generalisasi tidak sempurna Adalah generalisasi di mana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana jeans.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
  1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
  1. Sampel harus bervariasi.
  1. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
Analogi
Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi Morfologi dipakai oleh berbagai cabang ilmu. Secara harafiah, morfologi berarti 'pengetahuan tentang bentuk' (morphos). Berikut beberapa ilmu yang menggunakan nama morfologi:
       Morfologi (linguistik), adalah suatu bidang ilmu linguistik yang mengkaji tentang pembentukan kata atau morfem-morfem dalam suatu bahasa.
       Morfologi (biologi), adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk organisme, terutama hewan dan tumbuhan yang mencakup bagian-bagiannya.
       Geomorfologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang batuan dan bentuk luar bumi.
       Dan di mana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
        
o    Contohnya pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati
o    Derri adalah anak yang penakut sikapnya ini membuatnya sering jadi bahan mainan teman-temannya. Bagai kerbau dicocok hidung ia selalu mengikuti apa kata orang lain. Sehingga ia tidak dapat berkembang dan selalu hanya bisa diam sama seperti kerbau yang hanya bisa diam ketika hidungnya dicocok untuk melakukan apa yang diinginkan tuannnya.
Hubungan kausal atau Sebab Akibat
Sebab akibat adalah suatu masalah atau kejadian realita dan juga akibat yang akan timbulkan.
Contoh :
            Sandy adalah anak yang baik. Ia suka membantu orang tua kapanpun. Kebiasaan menabung,belajar, dan suka menolong sudah ia lakukan sejak masih kecil. Sekarang di sudah tumbuh menjadi seorang pemuda yang siap menjalani hidup. Akibat kebiasaan lamanya ia sudah siap menghadapi berbagai masalah yang datang silih berganti.
Contoh paragraf Induktif: Maka dari itu saya sangat setuju dengan adanya kegiatan kerja bakti seminggu sekali. Karena, jika lingkungan hidup bersih  maka kita juga akan sehat. Maka dari itu, kegiatan kerjanbakti sangat penting di lingkungan kampus Gunadarma.
paragraf deduktif
paragraf deduktif, adalah sebuah paragraf yang berpola dari kalimat umum ke khusus, artinya paragraf yang didahului dengan kalimat umum kemudian dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas. Pembahasan mengenai jenis paragraf yang satu ini biasa kita temui dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, mulai dari SD sampai dengan SMA. Contoh dari paragraf deduktif bahasa indonesia bisa kita temukan di pelbagai penyedia artikel, seperti internet, majalah, tabloid dan juga koran.
Jika digambarkan secara sederhana, format dari paragraf yang satu ini adalah sebagai berikut : Umum - Khusus. Jadi, tentunya sangat mudah bagi Anda untuk membuat sebuah tulisan ataupun artikel dengan format deduktif entah itu di laporan, makalah, ataupun blog. Karena intisari dari informasi yang kita sajikan berada di awal paragraf dari tulisan tersebut. Bagaimana, sudah mengerti? Jika Anda sudah mengerti apa yang dimaksud dari paragraf deduktif, berikut ini kami sampaikan beberapa ciri-ciri beserta contohnya.
Ciri-ciri Paragraf Deduktif
1. Kalimat utama letaknya berada di awal paragraf
2. Kalimat utama disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasan
Contoh paragraf deduktif :
            Kebersihan sangat menjadi masalah di kampus Gunadarma. Ini terjadi karena banyak Mahasiswa yang tidak sadar akan kebersihan. Padahal “Kebersihan adalah sebagian dari iman”.
Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Jenis-jenis Silogisme
Berdasarkan bentuknya, silogisme terdiri dari;
  1. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh:
   Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
   Akasia adalah tumbuhan (premis minor).
Akasia membutuhkan air (Konklusi)
Hukum-hukum Silogisme Katagorik.
Beberapa hukum silogisme katagorik.
       Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
Contoh:
   Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor).
   Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor).
Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).
       Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
Contoh:
   Semua korupsi tidak disenangi (mayor).
   Sebagian pejabat korupsi (minor).
Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).
       Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.
Silogisme Hipotesis
       Silogisme Hipotesis adalah jenis silogisme yang terdiri atas premis mayor yang bersifat hipotesis, dan premis minornya bersifat katagorial. Silogisme Hipotesis ini dapat dibedakan menjadi 4 macam , yaiu :
       1.             Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
       Contoh :
       Jika hari ini cerah , saya akan ke rumah kakek ( premis mayor )
       Hari ini cerah ( premis minor )
       Maka saya akan kerumah kakek ( kesimpulan ).
       2.             Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekuen
       Contoh :
       Jika hutan banyak yang gundul , maka akan terjadi global warming ( premis mayor )
       Sekarang terjadi global warming ( premis minor )
       Maka hutan banyak yang gundul ( kesimpulan ).
Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh:
   Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
   Nenek Sumi berada di Bandung.
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
Silogisme Disjungtif
Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan disyungtif sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya. Silogisme ini ada dua macam yaitu:
Silogisme disyungtif dalam arti sempit
Silogisme disjungtif dalam arti sempit berarti mayornya mempunyai alternatif kontradiktif. Contoh:
   Heri jujur atau berbohong.(premis1)
   Ternyata Heri berbohong.(premis2)
Ia tidak jujur (konklusi).
       Silogisme disjungtif dalam arti luas
Silogisme disyungtif dalam arti luas berarti premis mayornya mempunyai alternatif bukan kontradiktif. Contoh:
   Hasan di rumah atau di pasar.(premis1)
   Ternyata tidak di rumah.(premis2)
Hasan di pasar (konklusi).
Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Contoh entimen:
       Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
       Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar